MARI KE POSYANDU AGAR TUMBUH KEMBANG BALITA TERPANTAU
Masa balita sering disebut dengan periode keemasan. Dalam periode ini, tumbuh kembang anak akan berpengaruh pada masa depannya.
Si kecil sangat
rentan terhadap penyakit sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan khusus. Hal ini sangat diperhatikan oleh pemerintah. Maka,
program posyandu hadir sebagai salah satu upaya kesehatan yang
dilaksanakan oleh, dari, sekaligus
bersama
masyarakat. Adanya posyandu memberikan kemudahan akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Sedangkan
pemerintah mendapat data akurat mengenai gizi balita di Indonesia. Hal tersebut
berguna sebagai penentu kebijakan kesehatan selanjutnya.
Berbagai
macam kegiatan posyandu merupakan penunjang untuk menjaga kesehatan ibu dan balita. Kegiatannya antara lain KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana), imunisasi, gizi, dan pencegahan serta penanggulangan
diare. Kegiatan
pengukuran berat badan dan tinggi badan juga merupakan kegiatan utama. Hasil dari pengukuran tersebut dapat dijadikan sebagai
acuan apakah pertumbuhan si kecil sesuai dengan umurnya.
Sayangnya, masih banyak ibu balita yang enggan membawa dan menimbangkan balitanya
ke posyandu. Padahal keberhasilan
posyandu dapat dilihat dari partisipasi aktif ibu hadir ke posyandu tiap bulan.
Sebagai contoh di
wilayah Puskesmas Depok III Sleman
DIY, partisipasi masyarakat
untuk datang ke posyandu belum
mencapai target. Tercatat pada data
Standar Pelayanan Minimal Tahun 2018 Puskesmas Depok III hanya 81%, sedangkan menurut target nasional seharusnya minimal sebesar 84%.
Salah satu posyandu yang berada di
wilayah Puskesmas Depok III adalah posyandu Samirono di Caturtunggal Depok Sleman. Terhitung hanya 57 dari 106 balita yang hadir
ke posyandu pada hari Jum’at
(21/06/2019). Rendahnya
partisipasi keluarga untuk membawa balitanya ke posyandu tentunya merugikan
banyak pihak. Maka kami melakukan survei sederhana di posyandu Samirono untuk
memahami kendala apa yang dialami para ibu balita.“Kalau awal jam 10, sana (posyandu) penuh dan antri. Ibunya mikir nanti aja tapi kalau nanti kadang
anaknya keburu tidur” ujar salah
satu ibu balita. Beberapa alasan lain penyebab partisipasi ibu balita masih
rendah yaitu ibu bekerja, lupa, rasa malas, merasa malu berat badan anak tidak
naik, dan pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan, serta sudah menimbang
secara mandiri. Beberapa alasan tersebut mencirikan bahwa masyarakat masih kurang sadar mengenai
pentingnya datang ke posyandu.
Padahal, banyak sekali manfaat
yang diterima ibu dan balita ketika datang ke posyandu. Manfaatnya yang utama adalah
pertumbuhan anak balita terpantau sehingga dapat mencegah masalah gizi. Adanya posyandu
juga sangat memudahkan ibu mendapatkan informasi kesehatan balita. Informasi diberikan
oleh kader maupun petugas Puskesmas. Selain itu, balita mendapatkan Vitamin A, imunisasi lengkap (polio, BCG, Campak, DPT-HIB, dan Hepatitis B), memperoleh penyuluhan kesehatan
terkait KIA, jika ada kelainan pada balita dapat segera dirujuk serta para ibu dapat
bersilahturahmi dan berbagi pengetahuan maupun pengalaman tentang kesehatan balita.
Selain itu, balita juga gembira bertemu dan bermain dengan teman-temannya. Hal ini dapat membantu pertumbuhan
dan perkembangan balita dengan baik.
Kerugian balita jarang datang dan menimbang di posyandu adalah
tidak terpantaunya
pertumbuhan
dan perkembanganya setiap bulan. Selain itu, balita yang mengalami masalah gizi
seperti gizi buruk atau stunting tidak dapat segera ditangani. Kader dapat membuat
rujukan jika terjadi masalah kesehatan pada balita. Sebenarnya datang ke posyandu
sangat mudah, balita hanya perlu datang mendaftar, menimbang, dicatat berat
badan, diberi penyuluhan/konseling, lalu pelayanan kesehatan berupa PMT.
Perlu
diketahui bahwa semua data balita akan diserahkan ke puskesmas, hal inilah yang terkadang kader
merasa kesulitan. Kerja kader tidak hanya pada hari pelaksanaannya tetapi dari hari
sebelum dan sesudah posyandu.
Hari sebelum posyandu, kader memberikan informasi. Sedangkan hari selanjutnya,
kader perlu mendatangi rumah balita yang tidak hadir. Kader Posyandu Samirono sudah
memberikan berbagai upaya agar balita dapat datang ke posyandu. Kader memberikan acara-acara seperti
bernyanyi bersama balita dan memberikan doorprize ulang tahun serta mainan balita
agar balita dapat tertarik.
Keberhasilan
program posyandu akan jauh lebih mudah apabila keluarga memiliki kesadaran
untuk datang menimbangkan balitanya ke posyandu
secara rutin. Tidak harus ibu balita yang menemani,
siapapun boleh mengantar si kecil ke posyandu. Jadi tidak ada alasan karena ibu
sibuk, atau ibu malas. Karena posyandu berdurasi hanya sebentar tapi manfaatnya
hingga masa depan. Solusi lain yaitu ibu balita dapat memasang tanda pengingat
di HP mengenai jadwal posyandu dan menganggap bahwa itu adalah sebuah
kewajiban. Sehingga secara tidak langsung, ibu balita telah berperan dan
berkontribusi dalam mengatasi permasalahan gizi yang ada di lingkungan sekitar.
Begitu
banyak manfaat yang dapat diambil dan dampak yang akan terjadi
jika tidak membawa balita ke
posyandu.
Maka, mari ke posyandu agar tumbuh kembang balita terpantau !!
Referensi :
Kemenkes RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan
Komentar
Posting Komentar